Yang menarik — lebih tepatnya mengherankan mengapa di negeri yang melegalkan industri film porno justru mengharamkan ‘penampakan’ perkakas paling pribadi pria maupun wanita?

Megumi Igarashi dengan perahunya yang memantik masalah

Salah satu toko di Jepang yang menjual film esek-esek.
Asal tahu saja, di Jepang dalam sebulan terbit 4.000-an judul baru film esek-esek.

Para remaja tersebut menerjuni bidang ini untuk memburu penghasilan lantaran uang saku yang diberikan ortu jauh dari cukup, dampak perekonomian Jepang yang belum stabil.
Kerja sambilan di JAV (Japan Adult Video) tersebut menuai upah yang cukup besar setiap bulan, yakni 250 ribu yen (setara Rp 27,5 juta).
Itu sebabnya tak ada film dewasa di Jepang luput menyensor bagian-bagian vital. Bila kita temukan film porno Jepang tanpa sensor, maka bisa dipastikan film-film itu dikuasai Yakuza.
Friday, 23 January 2015
Penasaran Kenapa Kelamin Artis JAV Disensor?
21:42
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)




















0 comments:
Post a Comment