1 Mayang Prasetyo adalah satu dari sekian banyak warga Indonesia yang mengadu nasib di negeri orang. Menurut dugaan polisi, wanita transgender ini sempat bekerja sebagai wanita penghibur yang cukup terkenal di Australia. Mayang juga dilaporkan pernah bekerja di sebuah klub kabaret bernama Le Femme Garcon, yang semua anggotanya adalah transgender, di kawasan Melbourne, Australia. 2 Dikutip dari Courier Mail, Selasa, 7 Oktober 2014, untuk menggunakan jasa Mayang, pengunjung harus membayar sekitar US$ 500 (Rp 6 jutaan) per jam. Mayang mempromosikan dirinya secara online dan masuk ke dalam golongan "waria Asia kelas atas". Dalam promosi online, Mayang menyebut dirinya sebagai "pendamping internasional" sejak 2011. Sebuah iklan untuk Mayang bahkan menulis, "Pilih saya sebelum terlambat". Iklan lain pun menulis, "Lebih cantik aslinya (daripada foto). Tubuhnya sangat bagus dan seksi untuk dinikmati". 3 Kasus pembunuhan ini awalnya dicurigai oleh tetangga apartemennya yang mencium bau tidak sedap dari apartemen Marcus Volke. Setelah mendapatkan laporan, polisi langsung mendatangi apartemen milik Marcus Volke itu pada hari Sabtu, 4 Oktober 2014. Saat polisi datang, Marcus Volke berhasil melarikan diri. Di dalam apartemen itu, polisi menemukan beberapa potongan tubuh manusia. Beberapa bagian tubuh masih berada di atas kompor. 4 Pacar Mayang, yang juga pelaku mutilsasi, Marcus Volke, 28, telah bunuh diri dengan cara menggorok tenggorokannya. Aksi bunuh diri terjadi, ketika polisi mendatangi apartemen, lokasi pembunuhan terhadap Mayang, usai ada laporan dari warga di sekitar apartemen. 5 Pelaku diketahui bernama Marcus Peter Volke yang berprofesi sebagai seorang koki. Pasangan kekasih ini diketahui bekerja di sebuah kapal pesiar. Mereka baru tinggal di Brisbane sejak 6 bulan lalu. 6 Anehnya, di wall Facebooknya, banyak ditemukan link artikel anti kekerasan terhadap perempuan. Sangat berbeda dengan apa yang sudah dilakukannya pada Mayang Prasetyo. Sementara itu akun Facebook milik Mayang Prasetyo dipenuhi ucapan belasungkawa. Yun Tenbrink menulis, “Rest in peace my dear”. “I just found out about Mayang from the Brisbane newspaper, rip lil sister,” tulis Stefanie Harmer. 7 Kabar buruk ini diperoleh dari Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak. Tatang Razak mendapatkan laporan dari Kedutaan Besar Indonesia di Canberra. Menurut Juru Bicara Kepolisian Queensland, pelaku dan korban selama ini tinggal bersama di sebuah apartemen di Teneriffe, Brisbane, Queensland. 8 Mayang bertemu dengan kekasihnya, Marcus Peter Volke, di sebuah kapal pesiar tempat Volke bekerja sebagai koki. Pada 2013, keduanya memutuskan untuk menikah. Mayang lalu memutuskan untuk pindah ke rumah Volke di Brisbane. Siapa sangka, Mayang justru dibantai oleh Volke dengan cara dimutilasi. Ironisnya, pria ini padahal sangat mendukung kampanye anti-kekerasan pada wanita lewat akun Facebooknya.
Mayang Prasetyo adalah satu dari sekian banyak warga Indonesia yang mengadu nasib di negeri orang. Menurut dugaan polisi, wanita transgender ini sempat bekerja sebagai wanita penghibur yang cukup terkenal di Australia. Mayang juga dilaporkan pernah bekerja di sebuah klub kabaret bernama Le Femme Garcon, yang semua anggotanya adalah transgender, di kawasan Melbourne, Australia.
Dikutip dari Courier Mail, Selasa, 7 Oktober 2014, untuk menggunakan jasa Mayang, pengunjung harus membayar sekitar US$ 500 (Rp 6 jutaan) per jam. Mayang mempromosikan dirinya secara online dan masuk ke dalam golongan "waria Asia kelas atas". Dalam promosi online, Mayang menyebut dirinya sebagai "pendamping internasional" sejak 2011. Sebuah iklan untuk Mayang bahkan menulis, "Pilih saya sebelum terlambat". Iklan lain pun menulis, "Lebih cantik aslinya (daripada foto). Tubuhnya sangat bagus dan seksi untuk dinikmati".
Kasus pembunuhan ini awalnya dicurigai oleh tetangga apartemennya yang mencium bau tidak sedap dari apartemen Marcus Volke. Setelah mendapatkan laporan, polisi langsung mendatangi apartemen milik Marcus Volke itu pada hari Sabtu, 4 Oktober 2014. Saat polisi datang, Marcus Volke berhasil melarikan diri. Di dalam apartemen itu, polisi menemukan beberapa potongan tubuh manusia. Beberapa bagian tubuh masih berada di atas kompor.
Pacar Mayang, yang juga pelaku mutilsasi, Marcus Volke, 28, telah bunuh diri dengan cara menggorok tenggorokannya. Aksi bunuh diri terjadi, ketika polisi mendatangi apartemen, lokasi pembunuhan terhadap Mayang, usai ada laporan dari warga di sekitar apartemen.
Pelaku diketahui bernama Marcus Peter Volke yang berprofesi sebagai seorang koki. Pasangan kekasih ini diketahui bekerja di sebuah kapal pesiar. Mereka baru tinggal di Brisbane sejak 6 bulan lalu.
Anehnya, di wall Facebooknya, banyak ditemukan link artikel anti kekerasan terhadap perempuan. Sangat berbeda dengan apa yang sudah dilakukannya pada Mayang Prasetyo. Sementara itu akun Facebook milik Mayang Prasetyo dipenuhi ucapan belasungkawa. Yun Tenbrink menulis, “Rest in peace my dear”. “I just found out about Mayang from the Brisbane newspaper, rip lil sister,” tulis Stefanie Harmer.
Kabar buruk ini diperoleh dari Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak. Tatang Razak mendapatkan laporan dari Kedutaan Besar Indonesia di Canberra. Menurut Juru Bicara Kepolisian Queensland, pelaku dan korban selama ini tinggal bersama di sebuah apartemen di Teneriffe, Brisbane, Queensland.
Mayang bertemu dengan kekasihnya, Marcus Peter Volke, di sebuah kapal pesiar tempat Volke bekerja sebagai koki. Pada 2013, keduanya memutuskan untuk menikah. Mayang lalu memutuskan untuk pindah ke rumah Volke di Brisbane. Siapa sangka, Mayang justru dibantai oleh Volke dengan cara dimutilasi. Ironisnya, pria ini padahal sangat mendukung kampanye anti-kekerasan pada wanita lewat akun Facebooknya.
0 comments:
Post a Comment